Pro Kontra Air Demineral dan Air Mineral


Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia saat ini marak penjualan air minum dalam kemasan (AMDK). Sehingga banyak terjadi persaingan bagaimana memproduksi air minum yang layak dikonsumsi masayarakat. Ada yang menyebut air minum mineral, ada pula air minum murni, dengan kualitas yang bermacam-macam pula. Hal tersebut ternyata memunculkan perbedaan pendapat air mineral dan air murni dikalangan para ahli dan produsen air minum.

Di sini saya mencoba menyampaikan bagaimana pendapat mereka tentang air mineral dan air murni. Namun sebelum itu, kita harus tahu terlebih dahulu pengertian atau definisi air mineral dan air murni.

Pengertian/Definisi air menurut SNI 01-3553-2006
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) adalah :
Air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum mencakup air mineral dan demineral/air murni

Mengapa Air Minum KÂFÛR Seolah-olah Terasa pahit ?

Air minum murni (demineral) memiliki TDS yang sangat rendah, TDS (Total Dissolved Solid) yaitu kandungan padatan yang terlarut di dalam air. Air minum murni umumnya memiliki TDS kurang dari 10 ppm (mg padatan per liter air), sedangkan air minum KÂFÛR memiliki TDS maximum 3 ppm.

TDS akan memberi rasa pada lidah kita, jika padatan yang terlarut partikel garam (NaCl) maka air akan terasa asin. Ketika jumlah padatan yang terlarut sedikit maka air akan berasa tawar. Lidah adalah indra perasa sedangkan rasa manis, asin, pahit dsb adalah persepsi syaraf otak manusia.

Itulah sebabnya orang yang tidak sehat akan berpersepsi bahwa semua makanan yang dimakannya terasa pahit. Ketika air murni berasa tawar, lidah dan persepsi kita akan merasakan berbeda, beberapa orang merasakan pahit (umumnya sedang tidak fit/sehat). Jadi rasa pahit itu hanyalah persepsi syaraf lidah kita yang diterima otak, karena kita terbiasa minum air mineral.